Hari Jumat, tanggal 31 Juli 2015 di grup Whatsapp Kartala
VoluntRider sudah ramai sekali membicarakan tentang tujuan perjalanan cahaya
selanjutnya, yaitu ke kampung Lebaksiuh. Singkat cerita, saya berencana untuk berangkat
bersama kang Ogi, namun rencana tersebut gagal karena saya lupa belum packing
jadi saya berangkat sendiri karena harus packing terlebih dahulu.
Pukul 06.00, saya berangkat dari kostan di
Sumedang langsung menuju ke Lebaksiuh. Singkat cerita, diperjalanan saya
bertemu dengan mang andre dan mbak nadya. Tanpa pikir panjang kami pun langsung
jalan bersama menuju tkp.
Perjalanan
menuju ke Rajamandala membutuhkan waktu lebih kurang 1 jam 30 menit.
Sesampainya di Rajamandala, langsung belok kiri menuju PLTA saguling. Ternyata,
di gerbang PLTA saguling, kawan-kawan Bandunger sedang beristirahat. Disana ada
Kang Dendy, kang Hermawan, kang Oni, kang Bambang, Mang Ogi dan satu lagi saya
gk tau namanya dan gk sempat kenalan. . .
hehe
Kami bertiga memutuskan untuk bergabung dengan mereka,
sedangkan kang Rama sudah duluan dan menunggu di lokasi camp ground. Setelah
rehat sejenak, sambil ngobrol kesana kemari kami memutuskan untuk langsung naik
menuju ke kampung Lebaksiuh. Mang Ogi di depan, disusul saya lalu kawan-kawan
lainnya.

Dari gerbang, jalanan masih berupa jalan aspal yang cukup
bergelombang dibeberapa titik. Setelah beberapa kilometer, kami belok kiri ke
jalan tanah bercampur batu yang disusun. Dalam Perjalanan, kami menyusuri jalan
setapak yang didominasi oleh tanah. Awalnya kami hanya disuguhi pemandangan
lahan dan hutan milik perhutani, semakin keatas, trek yang kami lalui mulai
semakin menantang. Jalan setapak dengan tebing di sebelah kanan dan jurang di
sebelah kiri. Karena jalur menuju kampung Lebaksiuh, mengikuti alur bukit.


Akhirnya, sampai lah kami di kampung Lebaksiuh. Kang Rama,
tampaknya sudah menunggu kedatangan kami. Kamipun memarkirkan kendaraan kami
masing-masing dan langsung rehat sejenak setelah melibas trek yang cukup
menantang apalagi jika dalam kondisi basah. Kami rehat sambil mendengarkan kang
Rama teknis Instalasi solar cell beserta perangkatnya. Setelah selesai, kang
Rama langsung membagi tim instalasi menjadi beberapa tim. Kebetulan, saya, mang
DJ, mang oni, mang hermawan, sama mang fajar melakukan instalasi di salah satu
rumah di dekat rumah pak RW. Langsung saja kami melakukan pemasangan. Tim tersebut
dibagi dua, ada yang memasang solar cell di atap rumah dan saya sendiri bersama
mang hermawan memasang perangkat led, kiprok, dan accu. Kebetulan kang oni
bersedia menjadi pondasi untuk dinaiki mang fajar saat memasang solar cell di
atap rumah. Proses perakitan perangkat tersebut sebenarnya cukup mudah. Tidak jauh
berbeda dengan kelistrikan motor. Karena memang DC, agar dalam perawatannya
tidak sulit. Akhirnya, selesai sudah proses instalasi di rumah tersebut.

kang rama sedang menjelaskan instalasi solar cell
kang rama sedang menjelaskan instalsi kiprok
Selanjutnya,
saya merapat ke rumah yang sedang dilakukan instalasi oleh mas suyut bersama
rekannya. disitu, sedikit saya membantu proses instalasi.
mas suyut sedang memasang lampu led.
Dalam setiap perjalanan bersama Kartala ini, selalu saja ada tingkat-tingkah para volunteer yang petakilan. salah satunya mas suyut. mungkin niat nya iseng-iseng semata. alhasil, efek petakilan itu seperti ini.
bishop mas suyut pengen bajak sawah.
Setelah semua proses instalasi selesai, kami kembali ke
rumah pak RW untuk rehat kembali sambil menyiapkan buku-buku yang akan
dibagikan kepada anak-anak di kampung tersebut. Pembagian buku, diberikan satu
per satu pada anak-anak sesuai dengan jumlah yang sudah diperhitungkan
sebelumnya. Setelah pembagian buku, kami
langsung makan bersama di rumah pak RW, karena sudah disediakan oleh beliau.

Sekitar pukul 15.00, mang andre, mbak nadya, mang hermawan,
dan mang oni pulang lebih dulu. Karena memang mereka tidak akan camping. Kamipun
langsung packing kembali untuk menuju camping ground yang tadi kami lewati. Karna
sudah direncanakan sebelumnya akan camping. Saat kami packing, tiba-tiba ada
satu motor lagi yang datang. Ternyata itu adalah pakde julianto. Dari kejauhan
bertanya-tanya, siapa itu. Karna biasanya, pakde julianto selalu mengendarai
jakrik(KLX150S). sambil packing kembali, pakde pun rehat sejenak. Mungkin karena belum rehat setelah perjalanan dari yogyakarta menuju Cariu kemudian merapat ke Lebaksiuh. Ditambah lagi menghadapi trek menuju kampung Lebaksiuh dan beban motor pulsar yang bebannya super mantap.
Sekitar pukul 16.00, kami langsung balik kanan menuju
camping ground untuk bermalam disana. Dalam perjalanan, beberapa kali pakde
mengalami trouble. Mungkin karna efek lelah dan mengantuk, sayapun mengalami
hal yang sama. Pada saat trek menurun, ban belakang motor saya masuk ke parit
kecil bekas galian ban trail, motor pun jadi limbung dan tak terkendali. Alhasil,
motor saya melipir kekiri dan brakkkk!!! Stang sebelah kiri menabrak pohon
pinus dan sayapun terlembar kedepan. Body
motor depan sedikit pecah, handguard pun patah dan saya sendiri mendapat luka
di dagu karena terbentur ke pohon tersebut saat terlempar. Untuk mengembalikan
konsentrasi, saya, mang rama dan mang ogi berhenti sejenak.
Setelah dapat berkonsentrasi kembali, kami pun melanjutkan
perjalanan. Sesampainya di camping ground, kami langsung membayar biaya sewa
tempat sambil tawar menawar agar murah, pakde pun turun tangan untuk menawar
harga sewanya. Setelah menemukan tempat yang pas, kami pun langsung menuju
titik camping ground kami. Sengaja tak langsung mendirikan tenda karena
kebanyakan dari kami masih merasa lelah. Apalagi saya yang mendapat disekitar
mulut cukup menyiksa. Saat mulai gelap, kami pun langsung mendirikan tenda.

Malam semakin larut. Sambil menunggu nasi matang, kami pun
berbincang-bincang tentang berbagai hal, termasuk kronologi saat saya mengalami
trouble. Nasi pun matang, kami pun langsung menyantap nasi beserta ayam yang
tadi dibekal dari kampung lebaksiuh. Mata mulai kami pun, masuk ke tenda
masing-masing. Sempat beberapa kali gerimis. Sekitar pukul 03.00 diluar
terdengar cukup ramai. Ternyata, kawan-kawan yang lain sudah terbangun dan
sedang menikmati hangatnya api unggun. Kembali kami berbincang-bincang sambil
menikmati hangatnya api unggun.
Pagi pun menjelang. Terlihat cahaya matahari
mulai menembus rimbunnya daun-daun pohon pinus.
Pukul 07.00, kami mulai bongkar tenda dan packing kembali. Selesai
packing, kami langsung balik kanan menuju Bandung. Di sekitar rajamandala, kami
singgah terlebih dahulu di bubur ayam, mau ditraktir mang ogi katanya.... hihi
:D
Selesai makan, pakde julianto dan mas suyut beserta rekannya
menuju ke arah berbeda. Saya, mang ogi, mang rama dan mang DJ menuju ke arah Bandung.
Sekian.