Rabu, 22 Juli 2015

Menapaki Keindahan Situ Sangiang dan Perkebunan Teh KNPI

Pagi itu, saya bangun pukul 06.00 tak terasa ternyata saya kesiangan karena mempersiapkan sikuda untuk perjalanan bersama kawan-kawan Nusantaride di Ciayumajakuning. ketika melirik ke arah handphone, ternyata ada dua pesan singkat dari kawan-kawan yang akan ikut, dan ternyata mereka sudah siap berangkat ke tikum di alun-alun Majalengka. saya langsung buru-buru untuk mempersiapkan diri, untung saja sikuda udah siap dari kemarin, kalau belum???? repot saya . . . hahaha

Pukul 08.00 saya langsung tarik gas ke titik kumpul di alun-alun Majalengka. Di depan gerbang tol Cipali yang ada di Kertajati, sejenak saya berhenti untuk menunggu kang Jaja yang katanya sudah di sekitar Kertajati. Selama hampir 5 menit saya tunggu, akhirnya datang juga. tanpa basa-basi, ketemu cukup salaman dulu langsung tarik gas lagi ke tikum utama. Sesampainya ditikum, ternyata belum ada siapa-siapa, alias masih sepi. Lalu saya menepi, di bagian alun-alun depan kantor Bupati. Tak lama menunggu, dua orang kawan Nusantaride dari Cirebon akhirnya sampai juga, yaitu Fahreza dan temannnya yang namanya saya lupa...hehe. Kegiatan menunggu masih berlanjut, teman kang Jaja, masih belum datang. Tak apa, karna memang untuk tikum di agendakan sampai pukul 09.00.
                                                                    tikum di alun-alun Majalengka

Setelah menunggu 15 menit, akhirnya teman kang Jaja sampai juga. setelah berunding, kita sepakat untuk berangkat ke destinasi pertama, yaitu Situ Sangiang. saya didepan diikuti oleh teman-teman NR lainnya. saya lebih memilih melewati jalur babakan jawa-kulur agar tidak perlu memutar di bundaran Cigasong. Perjalanan menuju Situ Sangiang tergolong mudah. karena cukup melewati jalan Maja-Banjaran. Namun, bagi yang baru pertama kali ke Situ Sangiang, saat akan memasuki Gapura Desa Sangiang, harus mengurangi kecepatan kendaraannya. karena kontur jalan yang menurun lalu berbelok, dan posisi gapura ada tepat di disebelah kiri saat kita berbelok. Bahkan, saya bersama teman-temanpun hampir melewati gapura tersebut karena terlalu asyik menikmati jalanan yang berkelok-kelok. Setelah masuk ke desa Sangiang, akan melewati beberapa blok rumah, setelah itu akan disambut suasana perbukitan dan perkebunan jagung. Kontur jalan pun berkelok-kelok layaknya melewati perbukitan. Posisi pintu masuk ke Situ Sangiang ada disebelah kiri. tiket masuk ke area wisata cukup membayar 10 ribu rupiah. Selain situ, di dalam area tersebut juga terdapat makam sunan parung yang sering didatangi para peziarah.


Setelah 1 jam berputar-putar di area situ sangiang, kami pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju destinasi kedua, yaitu perkebunan teh KNPI di cipasung, Lemah Sugih. Dalam perjalanan, saya bersama teman-teman tidak kembali ke jalur utama, melainkan terus menyusuri jalan di desa sangiang. karena pemandangannya yang memanjakan mata, hingga berhenti dengan sengaja hanya untuk mengambil foto . . . hehe


Perjalananpun dilanjut, terus melewati jalan desa kemudian keluar tepat di depan alun-alun talaga, sehingga kami hanya perlu berbelok ke kiri menuju arah bantarujeg. kecepatan kendaraan sengaja kami turunkan karena bel perut para rider sudah berbunyi alias pada lapar semua. sambil berkendara, kami mencari warung nasi terdekat. namun, hampir 2 kilometer tak ada satupun warung makan. entah mengapa jarang sekali yang membuka warung makan. akhirnya kami menemukan satu warung makan di ujung jalan. kamipun langsung memarkirkan motor untuk makan dan rehat sejenak.

Sekitar pukul 13.00 kami melanjutkan perjalanan menuju cipasung. Kontur jalan yang dilewati tidak jaugh berbeda dengan kontur jalan maja-talaga. Hingga menemukan papan petunjuk jalan yang menujukan arah cipasung ke sebelah kiri. tidak sulit bagi saya menuju ke cipasung karena saya sendiri pernah ke taman dinosaurus yang ada di desa padarek. akses jalan menuju cipasung cukup baik, terlihat sudah menggunakan aspal. namun, kami tetap tidak tahu arah. alhasil, kamipun terpaksa harus mengaktifkan GPS (Gunakan Penduduk Setempat) hahaha. tanya sana-sini,sesuai dengan petunjuk kang Rama, saya bertanya arah ke lemah putih dan Borogojol.pada dasarnya cukup mudah, setelah di daerah borogojol, akan menemukan beberapa jalan bercabang. kita hanya perlu mengambil arah ke kanan terus. di akhir, ada penunjuk jalan perkebunan teh ke kiri, dan cipasung ke kanan. setelah berkendara hampir 2 jam, akhirnya kami sampai di perkebunan teh KNPI. untuk memasuki area ini, kami perlu membayar sebesa 5 ribu untuk masing-masing motor. Perjalanan kamipun terbayar dengan pemandangan kebun teh yang cukup menyejukan mata.








Di perkebunan tersebut, kami tidak terlalu lama, hanya sekitar 30 menit karena memang waktu pun sudah semakin sore. kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan melewati perkebunan teh sambil mencari jalan untuk keluar dan menuju jalan raya . . . haha. Setelah sampai di jalan desa, kami berhenti sejenak di sebuah warung sambil mengisi bahan bakar. saya tanya sana sini, ternyata ada tembusan menuju Malangbong. Sambil terus mengaktifkan GPS, kami menyusuri jalanan yang bervariasi, ada aspal, tanah berbatu, hingga tanah kering. akhirnya, kami sampai juga di jalan utama menuju Malangbong. Namun, tak terduga kami akan terjebak macet  . . . hahaha ternyata masih arus balik. istirahat sejenak, kami putuskan untuk lanjut. sampai melewati ciawi, kami mencoba berbelok ke kiri karena melihat ada jalan yang cukup bagus, namun ternyata jalan tersebut buntu. tiba-tiba, ada seseorang yang menunjukan ada jalan setapak berjarak 1 kilometer menuju jalan kembali ke jalur utama. kami putuskan untuk melewati jalan tersebut. saya sampai duluan, disusul kang Jaja beserta temannya. namun setelah 5 menit, Fahreza dan temannya belum sampai juga. saya putuskan putar balik untuk memeriksa, ternyata fahreza sedang merebahkan dirinyadirerumputan karena terjatuh. lalu kami kembali ke jalur utama, sesampainya di daerah Malangbong, kami langsung mengambil arah ke Wado, lalu menuju Darmaraja, lalu Situraja, kemudian Ganeas, Lalu Sumedang kota dan akhirnya sampai juga di Kadipaten. Disitu, kami berlima berpisah, saya dan kang Jaja menuju ke arah kertajati, dan 3 lainnya langsung menuju ke arah Cirebon. sekian.