Jumat, 07 Agustus 2015

Blusukan dalam ironi, memaknai arti berkendara ala Kartala


Hari Jumat, tanggal 31 Juli 2015 di grup Whatsapp Kartala VoluntRider sudah ramai sekali membicarakan tentang tujuan perjalanan cahaya selanjutnya, yaitu ke kampung Lebaksiuh.  Singkat cerita, saya berencana untuk berangkat bersama kang Ogi, namun rencana tersebut gagal karena saya lupa belum packing jadi saya berangkat sendiri karena harus packing terlebih dahulu.
Pukul 06.00, saya berangkat dari kostan di Sumedang langsung menuju ke Lebaksiuh. Singkat cerita, diperjalanan saya bertemu dengan mang andre dan mbak nadya. Tanpa pikir panjang kami pun langsung jalan bersama menuju tkp.

Perjalanan menuju ke Rajamandala membutuhkan waktu lebih kurang 1 jam 30 menit. Sesampainya di Rajamandala, langsung belok kiri menuju PLTA saguling. Ternyata, di gerbang PLTA saguling, kawan-kawan Bandunger sedang beristirahat. Disana ada Kang Dendy, kang Hermawan, kang Oni, kang Bambang, Mang Ogi dan satu lagi saya gk tau namanya dan gk sempat kenalan. . .  hehe

Kami bertiga memutuskan untuk bergabung dengan mereka, sedangkan kang Rama sudah duluan dan menunggu di lokasi camp ground. Setelah rehat sejenak, sambil ngobrol kesana kemari kami memutuskan untuk langsung naik menuju ke kampung Lebaksiuh. Mang Ogi di depan, disusul saya lalu kawan-kawan lainnya.
Dari gerbang, jalanan masih berupa jalan aspal yang cukup bergelombang dibeberapa titik. Setelah beberapa kilometer, kami belok kiri ke jalan tanah bercampur batu yang disusun. Dalam Perjalanan, kami menyusuri jalan setapak yang didominasi oleh tanah. Awalnya kami hanya disuguhi pemandangan lahan dan hutan milik perhutani, semakin keatas, trek yang kami lalui mulai semakin menantang. Jalan setapak dengan tebing di sebelah kanan dan jurang di sebelah kiri. Karena jalur menuju kampung Lebaksiuh, mengikuti alur bukit.




Akhirnya, sampai lah kami di kampung Lebaksiuh. Kang Rama, tampaknya sudah menunggu kedatangan kami. Kamipun memarkirkan kendaraan kami masing-masing dan langsung rehat sejenak setelah melibas trek yang cukup menantang apalagi jika dalam kondisi basah. Kami rehat sambil mendengarkan kang Rama teknis Instalasi solar cell beserta perangkatnya. Setelah selesai, kang Rama langsung membagi tim instalasi menjadi beberapa tim. Kebetulan, saya, mang DJ, mang oni, mang hermawan, sama mang fajar melakukan instalasi di salah satu rumah di dekat rumah pak RW. Langsung saja kami melakukan pemasangan. Tim tersebut dibagi dua, ada yang memasang solar cell di atap rumah dan saya sendiri bersama mang hermawan memasang perangkat led, kiprok, dan accu. Kebetulan kang oni bersedia menjadi pondasi untuk dinaiki mang fajar saat memasang solar cell di atap rumah. Proses perakitan perangkat tersebut sebenarnya cukup mudah. Tidak jauh berbeda dengan kelistrikan motor. Karena memang DC, agar dalam perawatannya tidak sulit. Akhirnya, selesai sudah proses instalasi di rumah tersebut.  


                                           kang rama sedang menjelaskan instalasi solar cell


                                      kang rama sedang menjelaskan instalsi kiprok


Selanjutnya, saya merapat ke rumah yang sedang dilakukan instalasi oleh mas suyut bersama rekannya. disitu, sedikit saya membantu proses instalasi.















mas suyut sedang memasang lampu led.                                  

Dalam setiap perjalanan bersama Kartala ini, selalu saja ada tingkat-tingkah para volunteer yang petakilan. salah satunya mas suyut. mungkin niat nya iseng-iseng semata. alhasil, efek petakilan itu seperti ini.
                                           bishop mas suyut pengen bajak sawah.

Setelah semua proses instalasi selesai, kami kembali ke rumah pak RW untuk rehat kembali sambil menyiapkan buku-buku yang akan dibagikan kepada anak-anak di kampung tersebut. Pembagian buku, diberikan satu per satu pada anak-anak sesuai dengan jumlah yang sudah diperhitungkan sebelumnya.  Setelah pembagian buku, kami langsung makan bersama di rumah pak RW, karena sudah disediakan oleh beliau.


Sekitar pukul 15.00, mang andre, mbak nadya, mang hermawan, dan mang oni pulang lebih dulu. Karena memang mereka tidak akan camping. Kamipun langsung packing kembali untuk menuju camping ground yang tadi kami lewati. Karna sudah direncanakan sebelumnya akan camping. Saat kami packing, tiba-tiba ada satu motor lagi yang datang. Ternyata itu adalah pakde julianto. Dari kejauhan bertanya-tanya, siapa itu. Karna biasanya, pakde julianto selalu mengendarai jakrik(KLX150S). sambil packing kembali, pakde pun rehat sejenak. Mungkin karena belum rehat setelah perjalanan dari yogyakarta menuju Cariu kemudian merapat ke Lebaksiuh. Ditambah lagi menghadapi trek menuju kampung Lebaksiuh dan beban motor pulsar yang bebannya super mantap.

Sekitar pukul 16.00, kami langsung balik kanan menuju camping ground untuk bermalam disana. Dalam perjalanan, beberapa kali pakde mengalami trouble. Mungkin karna efek lelah dan mengantuk, sayapun mengalami hal yang sama. Pada saat trek menurun, ban belakang motor saya masuk ke parit kecil bekas galian ban trail, motor pun jadi limbung dan tak terkendali. Alhasil, motor saya melipir kekiri dan brakkkk!!! Stang sebelah kiri menabrak pohon pinus dan sayapun terlembar kedepan.  Body motor depan sedikit pecah, handguard pun patah dan saya sendiri mendapat luka di dagu karena terbentur ke pohon tersebut saat terlempar. Untuk mengembalikan konsentrasi, saya, mang rama dan mang ogi berhenti sejenak.

Setelah dapat berkonsentrasi kembali, kami pun melanjutkan perjalanan. Sesampainya di camping ground, kami langsung membayar biaya sewa tempat sambil tawar menawar agar murah, pakde pun turun tangan untuk menawar harga sewanya. Setelah menemukan tempat yang pas, kami pun langsung menuju titik camping ground kami. Sengaja tak langsung mendirikan tenda karena kebanyakan dari kami masih merasa lelah. Apalagi saya yang mendapat disekitar mulut cukup menyiksa. Saat mulai gelap, kami pun langsung mendirikan tenda.

Malam semakin larut. Sambil menunggu nasi matang, kami pun berbincang-bincang tentang berbagai hal, termasuk kronologi saat saya mengalami trouble. Nasi pun matang, kami pun langsung menyantap nasi beserta ayam yang tadi dibekal dari kampung lebaksiuh. Mata mulai kami pun, masuk ke tenda masing-masing. Sempat beberapa kali gerimis. Sekitar pukul 03.00 diluar terdengar cukup ramai. Ternyata, kawan-kawan yang lain sudah terbangun dan sedang menikmati hangatnya api unggun. Kembali kami berbincang-bincang sambil menikmati hangatnya api unggun. 


Pagi pun menjelang. Terlihat cahaya matahari mulai menembus rimbunnya daun-daun pohon pinus.

Pukul 07.00, kami mulai bongkar tenda dan packing kembali. Selesai packing, kami langsung balik kanan menuju Bandung. Di sekitar rajamandala, kami singgah terlebih dahulu di bubur ayam, mau ditraktir mang ogi katanya.... hihi :D
Selesai makan, pakde julianto dan mas suyut beserta rekannya menuju ke arah berbeda. Saya, mang ogi, mang rama dan mang DJ menuju ke arah Bandung. Sekian.