Sabtu, 19 September 2015

Keusikluhur, Pantai Tersembunyi di Garis Selatan



Perjalanan kali ini, adalah perjalanan menuju ekspedisi Taman Baca Cahaya. Pada hari Jumat, di grup WA Kartala VoluntRider, sudah ramai dengan perbincangan tentang ekspedisi Kartala berupa Taman Baca Cahaya ke SDN Ciparanti 2 yang bertempat di Desa Ciparanti, kabupaten Pangandaran. Para voluntrider lain sudah berangkat, sedangkan saysa sendiri masih belum pasti berangkat dikarenakan ada beberapa urusan yang harus diselesaikan. 

Singkat cerita, saya berangkat pukul 13.30 dari sumedang dengan estimasi waktu bisa sampai ke lokasi pukul 19.00. Saya berangkat melewati rute Wado-Tasikmalaya dengan melewati Malangbong, karena jalur tersebut merupakan jalur paling dekat dari Sumedang menuju Tasikmalaya. Jalur yang dilewati tidak sulit, karena berupa jalanan aspal dan beton disamping itu, kondisi lalu lintas yang tidak terlalu ramai, cukup membuat saya bisa memacu kendaraan dengan cepat untuk mengejar waktu.
 
Sekitar pukul 15.30, saya sampai di Tasikmalaya langsung melipir terlebih dahulu ke salah satu Indomart di sekitar jalan RE Martadinata untuk membeli perbekalan dan sambil rehat sejenak. Karena, dari situ saya merencanakan untuk nonstop menuju ke tekapeh.


Pukul 16.00 saya ditemani sikuda, langsung berangkat menuju ke tekapeh. Untuk menuju ke sana, saya memilih jalur Cikatomas - Cikalong. Disekitar daerah yang bernama Urug, karena berbekal navigasi Papan penujuk jalan, berbelok ke kiri menuju arah Cikatomas/Cikalong. 1 km pertama menyuguhkan jalanan aspal yang masih baru. namun, makin lama, jalan yang saya lalui makin terlihat kotor oleh debu atau tanah. Asumsi saya, biasanya kalau seperti ini, ada kemungkinan jalanan di depan berupa tanah. Alhasil, benar dugaan saya ternyata jalan didepan masih berupa tanah.


jalur cikatoma - cikalong


Keluar dari jalur tersebut, langsung berbelok ke kiri menuju daerah Salopa, dan langsung menuju cikalong. Jalur di daerah tersebut terbilang mudah.Karena jalan aspal yang mulus, ditambah jalanan yang berkelok-kelok membuat sensasi riding makin terasa.Namun, di beberapa titik tetap bertemu dengan beberapa jalan yang terbilang amburegul.
jalur di daerah Salopa

Keluar di Cikalong, saya melipir terlebih dahulu ke SPBU untuk mengisi bahan bakar. Setelah itu, langsung tarik gas untuk menuju ke tekapeh. Menuju ke tekapeh di malam hari cukup merepotkan. Karena tidak adanya penerangan jalan ditambah saya hanya menggunakan lampu utama sehingga pengelihatan ke depan kurang terlihat. 
Night Riding di Jalur Selatan

Akhirnya, setelah hampir satu jam melipir jalur pantai selatan, saya sampai di Keusik luhur. Sebelumnya di daerah kalapagenep, saya berpapasan dengan mang Ogi, yang katanya memang akan balik kanan sabtu malam. Lanjut perjalanan, dengan patokan Mesjid Keusikluhur belok ke kanan melewati jalan beton 2 lajur. Dari kejauhan, terlihat motor pulsar yang saya kenal, ternyata itu ONTA nya mang Rama, sedang terparkir di depan rumah saudara mang iwan. Tetapi, ternyata yang mengendarainya adalah pak Indra.Disitu saya berhenti terlebih dahulu untuk menyapa pak Indra dan mang Iwan. Pas salaman, ehhhh . . . . malah ditawarin ngopi. Yasudah saya putuskan untuk rehat dulu sejenak disitu sambil menikmati kopi dan agar-agar asli yang terbuat dari rumput laut tanpa campuran bahan apapun. 

Setelah rehat sekitar 15 menit, saya bersama mang Iwan langsung merapat ke arah pantai untuk bertemu dengan kawan-kawan yang lain. Sebelumnya, pak Indra sudah merapat terlebih dahulu. Dengan menyusuri jalanan tanah dan berbatu, disisi kiri dan kanan terdapat pohon-pohon kelapa yang tinggi menjulang menambah kesan pertama night adventure semakin seru. Setelah riding sekitar 10 menit, sampailah saya di tekapeh, yaitu pantai Keusikluhur. Di tekapeh, kawan-kawan yang lain sudah mendirikan tenda masing-masing, karena mereka sudah dari siang berada disini. Langsung saja, saya menyapa kawan-kawan yang ada disitu seperti pak 001 atau mang Rama, mang Dedi, mas suyut, mang DJ, mang Dadang, mang Andre, mang Aria, mbak Dya dan pakde Julianto serta mas Marul yang sudah datang jauh-jauh dari Jogja untuk menghadiri acara Nusantaride Gathering Bandunger dan Kartala VoluntRider. Disitu juga, terdapat kawan-kawan dari KCY (Komunitas Cinta Yatim). 

Tanpa menunggu lama, langsung saya mencari spot untuk mendirikan tenda. untuk rehat sejenak sambil makan. Ditengah-tengah dinginnya malam ditemani deburan suara ombak, kawan-kawan mulai berbicang mengenai berbagai hal.
 Siduru Sisi Laut
Lama berbincang, tak terasa waktu menunjukan pukul 24.00. beberapa dari kawan-kawan ada yang sudah melipir ke tenda masing-masing untuk tidur, dan saya pun ikut melipir juga ke tenda saya sendiri....hehe !!!!!!
Pagi pun menjelang, saatnya untuk foto-foto.... hehe !!!
Penampakan lokasi camp di pagi hari


Kawan -kawan dari KCY (Komunitas Cinta Yatim)

Tiga Pujangga menunggu putri duyung hahahaha

Langsung menatap samudra


Iseng foto tenda orang....hehe!!!

Waktu sudah mulai siang, suhu di sekitar pantai pun meningkat. kami langsung bongkar tenda masing-masing dan packing kembali untuk balik kanan menuju rumah masing-masing. Tak lupa, seperti biasa di setiap expedisi selalu ada foto keluarga.
Kami langsung menuju ke kampung Keusikluhur kembali dengan kondisi cuaca yang tiba-tiba hujan. tak menunggu lama, saya, mang Aria, dan mbak Dya beserta kawannya balik kanan duluan untuk langsung menuju rumah masing-masing. Perjalanan pulang kembali melewati jalur Cikalong-Cikatomas. Di daerah Sukaraja, mbak Dya langsung berbelok ke arah Bandung via Singaparna. sedangkan saya beserta mang Aria menuju Tasikmalaya. SEKIAN.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar